Jumat, 16 Mei 2008

My Biodata

Nama : Annisa Fitriani

Nama panggilan : Icha

Kelas : XII IPA 2

Tempat tanggal lahir : Karawang, 16 Mei 199

Alamat : Jl. Jendral Sudirman Bakan Maja Cikampek

RT. 14/06 Desa Sarimulya Kec. Kotabaru

Kab. Karawang

Hobby : Dengerin Musik dan Baca-baca Novel dan Komik

Cita-cita : Ingin jadi Pengacara

Motto : Maju Terus Pantang Mundur

Kata Umum dan Kata Khusus

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan hubungan kata umum dan kata khusus adalah sebagai berikut :

a. Kata umum cakupannya lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, kata khusus lebih sempit dan konkret.

b. Hubungan antara kata umum dan kata khusus sifatnya relatif. Satu kata sebelumnya dianggap memiliki konsep umum, dapat menjadi lebih khusus bila dihadapkan pada kata yang lebih umum lagi.

Membedakan Istilah dengan Kata Acuan

Istilah adalah kata atau kelompok kata yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Ciri-ciri istilah adalah sebagai berikut :

a. Makna yang dikandungnya tetap atau relatif tidak berubah-ubah. Istilah sinonim atau antonim misalnya, makna kedua kata tersebut bersifat tetap. Dari dulu hingga sekarang sinonim tetap bermakna padanan kata dan antonim berarti perlawanan makna kata. Hal ini berbeda, misalnya, dengan kata sarjana atau ulama, yang keduanya telah mengalami pergeseran-pergeseran makna.

b. Hanya mempunyai makna tunggal.

Istilah sintaksis, misalnya, kata tersebut hanya memiliki satu makna, yakni tata kalimat. Hal ini berbeda dengan kata hitam, yang bisa berarti warna gelap, kehinaan, dan bisa pula bermakna kejelekan.

c. Tidak memiliki padanan atau perlawanan makna istilah sinonim dan bukan merupakan lawan kata istilah antonim. Demikian pula dengan tata kalimat, bukanlah padanan dari istilah sintaksis. Tata kalimat adalah pengertian singkat dari sintaksis.

d. Istilah harus memiliki sebuah batasan atau pengertian yang realtif pasti. Karena merupakan suatu konvensi keilmuan, maka istilah memiliki batasan-batasan yang lebih jelas daripada kata-kata pada umumnya.

e. Istilah dapat diwakili oleh sebuah rumus atau lambang.

Dalam ilmu kimia kita mengenal lambang O2 dan H2O, yang masing-masing merupakan wakil dari istilah oksigen dan zat cair.

Kata acuan adalah kata-kata yang biasa dipakai untuk kepentingan kajian suatu keilmuan. Karena seringnya digunakan dalam karya-karya atau percakapan ilmiah, seperti skripsi, tesis, seminar, dan sejenisnya.

Kata valid, signifikansi, dan instrumen merupakan contoh kata kajian. Sementara itu, kata andal, berarti, dan alat merupakan kata populer.

Hal ini berbeda dengan kata andal, berarti, dan alat. Ketiga kata tersebut memiliki variasi makna yang begitu besar.

Contoh :

(1) Kemampuannya dapat diandalkan (andal ® dipercaya).

(2) Zidane adalah pemain yang sangat andal (andal ® cakap).

(3) Mobil itu paling andal di kelasnya (andal ® tangguh).

Memahami Kata dan Istilah-istilah Serapan

Perbendaharaan bahasa Indonesia hendaknya diperkaya oleh kata dan istilah-istilah serapan yang berasal dai bahasa asing. Kata dan istilah-istilah serapan itu masuk kedalam bahasa Indonesia dengan cara-cara berikut :

a. Cara adopsi, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil makna kata asing itu secara keseluruhan. Kata impeachment, plaza, mall, hotdog adalah contoh cara penyerapan adopsi.

b. Cara adaptasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna katanya, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia.

Kata-kata seperti opsi, provokator, konspirasi, dan reformasi adalah contoh kata serapan adaptasi.

c. Cara penerjemahan, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu dan kemudian dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

Kata-kata seperti tumpang-tindih, percepatannya, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata hasil terjemahan dari bahasa Inggris overlap, accelaration, pilot project dan try out.

d. Cara kreasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumber dan kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh kata serapan cara kreasi : berhasil guna (effective), ulang alik (shuttle), dan suku cadang (spare part).

Mencari Arti Kata dan Istilah Dalam Kamus

Salah satu fungsi kamus adalah sebagai acuan atau rujukan arti suatu kata. Berdasarkan cakupan pemakaiannya, kamus dibedakan atas kamus umum dan kamus istilah.

a. Kamus umum

Kamus ini memuat segala jenis kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Contohnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud).

b. Kamus istilah

Didalamnya hanya dimuat kata-kata atau istilah-istilah khusus, yang hanya berkaitan dengan satu bidang tertentu. Contohnya, kamus linguistik, kamus geografi, kamus istilah ekonomi, dan sebagainya.

Mengklasifikasikan Jenis Kata

1. Kata Kerja Berpartikel

Kata kerja berpartikel adalah bentuk kata kerja yang menuntut kehadiran jenis kata lain, yang dalam hal ini berupa partikel. Sementara itu, yang dimaksud partikel adalah jenis kata yang hanya bermakna bila sudah digabungkan dengan bentuk kata lainnya. Contoh partikel, akan, dengan, dari dan tentang.

2. Kata Sifat dan Kata Keterangan

Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, binatang, atau benda.

Kata sifat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling.

Contohnya, lebih besar, kurang paham, paling pandai.

b. Dapat diberi keterangan penguat.

Contohnya, sangat, sekali, terlalu. Misalnya, sangat bagus, murah sekali, terlalu mahal.

c. Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.

Contohnya, tidak malas, tidak putih.

d. Dapat diulang dengan awalan / se- / dan akhiran / -nya /.

Contohnya, sebaik-baiknya, secepat-cepatnya.

e. Pada kata tertentu ditandai oleh akhiran /-I, -wi, -iah, if /.

Contohnya, insani, manusiawi, alamiah, progresif.

Berdasarkan bentuknya, kata sifat terbagi kedalam dua jenis, yakni :

a. Kata sifat bentuk dasar, contoh : adil, aman, damai, manis.

b. Kata sifat bentuk turunan, contoh : terhormat, kemalu-maluan, jasmaniah, positif.

Kata keterangan (diverbial) adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya. Kata keterangan dapat dibedakan atas :

1) Kata keterangan bentuk dasar, contoh : sangat, hanya, lebih segar.

2) Kata keterangan bentuk turunan, contoh : diam-diam, setinggi-tingginya, alangkah, sebaiknya, habis-habisan.

3. Kata Ganti dan Kata Sapaan

Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau yang dibendakan.

Menurut fungsinya, kata ganti dapat dibedakan atas :

a. Kata ganti orang

Tunggal

Jamak

orang I

orang II

orang III

aku

engkau

dia

kami, kita

kalian

mereka

b. Kata ganti kepunyaan, contoh : -ku, -mu, -nya.

c. Kata ganti penunjuk, contoh : itu, ini.

d. Kata ganti penghubungan, contoh : yang.

e. Kata ganti penanya, contoh : apa, siapa, mana.

f. Kata ganti tak tentu, contoh : sesuatu, seseorang.

Jenis kata yang hampir sama fungsinya dengan kata ganti adalah kata sapaan. Kata ini berfungsi sebagai pengganti orang kedua, yakni sebagai penyapa.

Bedakan pemakaian kata ganti dan kata sapaan pada kalimat berikut :

(1) Apakah kakak sudah makan?

(2) Apakah engkau sudah makan?

(3) Saya harap Tuan dapat pergi sekarang juga.

(4) Saya harap kamu dapat pergi sekarang juga.

4. Jenis-Jenis Kata Penghubung

No

Jenis

Contoh

1.

Penjumlahan

serta, dan, kemudian

2.

Perlawanan

bukan saja, tetapi, melainkan, tidak hanya

3.

Pemilihan

atau

4.

Hubungan waktu

sejak, sedari, tatkala, ketika, sambil, selagi, sehabis, setelah, sebelum, seusai, sampai, hingga

5.

Hubungan syarat

jika, jikalau, kalau

6.

Hubungan tujuan

agar, supaya, biar

7.

Hubungan pertentangan

walaupun, biarpun, kendatipun

8.

Hubungan perbandingan

ibarat, seperti, bagaikan, laksana

9.

Hubungan penyebab

sebab, karena, oleh karena

10.

Hubungan akibat

sehingga, maka, sampai-sampai

11.

Hubungan cara

dengan

12.

Hubungan sangkalan

seakan-akan, seolah-olah

13.

Hubungan kenyataan

padahal

14.

Hubungan hasil

makanya

15.

Hubungan penjelasan

bahwa

16.

Hubungan atributif

yang, yang ….-nya

Membedakan Kata Baku dan Tidak Baku

Ciri-ciri kebakuan

Contoh Kata

Baku

Tidak baku

1

Tidak dipengaruhi bahasa daerah

saya

mengapa

bertemu

gua

kenapa

ketemu

2

Tidak dipengaruhi bahasa asing

kantor tempat

itu benar

kesempatan lain

kantor di mana

itu adalah benar

lain kesempatan

3

Bukan merupakan bahasa pasar

dengan

memebri

tidak

sama

kasih

enggak

4

Pemakaian imbuhan secara eksplisit

bekerja

menyerang

kerja

serang

5

Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat

suka akan

disebabkan oleh

lebih besar daripada

suka dengan

disebabkan karena

lebih besar dari

6

Tidak rancu

berkali-kali

mengesampingkan

berulang kali

mengenyampingkan

7

Tidak mengandung pleonasme

para tamu

hadirin

para tamu-tamu

para hadirin

8

Tidak mengandung hiperkorek

insaf

sah

insyaf

syah

Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, ataupun kamus. Sementara itu, kata tidak baku adalah kata-kata yang pengucapan atau penulisannya menyimpang dari kaidah-kaidah yang ada itu.

Menemukan Kata-kata Bermakna Konotasi

Konotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran seseorang. Disamping makna konotasi, dikenal pula istilah makna denotasi. Yang dimaksud makna denotasi adalah makna kata atau kelompok kata dalam alam wajar, sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna konseptual, makna lugas, atau makna objektif.

Kata

Makna denotasi

Makna konotasi

1.

kiri

lwan dari kanan (posisi, letak)

ajaran politik, idiologi

2.

panas

ukuran suhu

marah, emosi

3.

hitam

warna gelap

kehinaan, kesengsaraan

4.

besi

jenis logam

gagah, kekuatan

5.

manis

rasa

keindahan

Jenis-jenis Makna Kata

Makna berarti maksud suatu kata atau isi suatu pembicaraan atau pikiran. Secara umum, makna suatu kata dibedakan atas makna denotasi dan makna konotasi.

1. Denotasi adalah makna kata atau kelompok kata dalam alam wajar sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna konseptual, makna lugas, atau makna objektif.

Contoh : hitam ® warna gelap

Besi ® logam yang sangat keras

2. Konotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran seseorang. Makna konotasi disebut juga makna kontekstual, kiasan, atau makna subjektif.

Contoh : hitam ® hina, sengsara : lembah hitam

Besi ® gagah, perkasa : tangan besi

Disamping makna denotatif dan konotatif, dikenal pula jenis makna lainnya, diantaranya sebagai berikut.

1. Makna leksikal, ialah makna yang didasarkan makna kamus. Makna leksikal dimiliki oleh kata bentuk dasar. Misalnya, ayah, pergi, kebun.

2. Makna gramatikal atau makna struktural, adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikalisasi, yakni bisa berupa pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.

Misalnya, ayah saya, bepergian, kebun-kebun.

3. Makna kontekstual, adalah makna yang mengandung suatu kata yang keberadaan makna itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya.

Misalnya :

a. Pantas ia juara di kelasnya, karena ia anak rajin.

b. Betul-betul rajin kami ini, nilai yang merah saja ada tiga.

Gejala-gejala Perubahan Makna

a. Perluasan makna kata (generalisasi), terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.

Contoh :

berlayar (makna asal) ® mengarungi lautan dengan kapal layar (sekarang) ® mengarungi lautan dengan berbagai.

b. Penyempitan makna kata (spesialisasi), terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.

Contoh :

Sarjana

(makna asal) ® sebutan untuk semua orang berilmu

(sekarang) ® orang-orang berpendidikan S-1

c. Amelioratif adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya.

Contoh :

Wanita

(makna asal) ® nilainya rendah

(sekarang) ® lebih terhormat

d. Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah daripada makna sebelumnya.

Contoh :

Gerombolan

(makna asal) ® orang-orang yang berkelompok, bergerombol

(sekarang) ® orang-orang pengacau

e. Sinestesia, adalah perubahan makna akibat pertukaran anggapan antara dua indra yang berlainan.

Contoh :

Kata-katanga pedas

Pedas ® kata kasar (pendengaran)

(makna asal) ® indra pengecapan

f. Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :

Beri saja dia amplop, pasti segala urusanmu jadi gampang.

amplop

(makna asal) ® wadah untuk memberi uang

(sekarang) ® uang yang beramplop, suap

Bentuk-bentuk Pertalian Makna

1. Kata-kata yang Bersinonim

Sinonim mengkaji kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya, tetapi bentuk katanya berbeda. Misalnya, makna kata saham sama dengan andil, kata pintar bersinonim dengan pandai, meminang bersinonim dengan melamar.

a. Menggunakan Kata yang Berkonotasi Sopan

Faktor-faktor nonkebahasaan, seperti lingkungan sosial budaya, sangat perlu kita memilih kata-kata bersinonim.

Perhatikan pasangan kata dibawah ini!

istri = bini

meninggal = mati

hamil = bunting

b. Kata-kata yang Berkonotasi Baik dan Kurang Baik

Pemakaian kata babi misalnya, kata kata ini ditafsirkan sebagai suatu yang sangat buruk (najis) oleh umat Islam. Babi berkonotasi jelek daripada kata lainnya yang sejenis, seperti sapi atau pun kedelai. Sementara itu, bagi umat Hindu, kata sapi memiliki konotasi baik (suci) dibandingkan, misalnya, dengan unta.

2. Kata-kata yang Berantonim

Antonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan atau bertentangan.

Ada tiga jenis antonim.

a. Jenis I, sebagaimana yang diperlihatkan oleh pasangan hidup-mati. Cirinya, bila salah satu disangkal, artinya sama dengan pasangannya itu.

b. Jenis II, sebagaimana diperlihatkan oleh pasangan kata pintar-bodoh. Cirinya, bila salah satu disangkal, belum tentu artinya sama dengan yang lain.

c. Jenis III, sebagaimana diperlihatkan oleh pasangan suami-istri. Ciri-cirinya, yang satu menjadi syarat bagi yang lainnya.

3. Kata-kata yang Berhomonim

Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya, kata genting dan jarak.

1) genting

a) Karena perang, kota itu tampak sangat genting. (genting = gawat)

b) Kakak sedang memperbaiki genting yang bocor. (genting = atap).

2) jarak

a) Ayah sedang menanam pohon jarak di belakang rumah. (jarak = pohon)

b) Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. (jarak = pohon)

Soal Soal

Pilihan Ganda.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!

1) Berikut ini yang tidak termasuk contoh kata Homonim adalah ….


a. Amplop

b. Jarak

c. Awan

d. Batang

e. Jauh


Jawaban : b

2) Istilah adalah …..

a. Kata yang bisa dipakai kajian suatu keilmuan

b. Bentuk kata kerja yang menuntut kehadiran kata

c. Kata yang memberi keterangan

d. Kata yang memiliki perlawanan

e. Kata atau kelompok

Jawaban : e

3) Yang termasuk kata ganti orang yang tunggal adalah ……


a. kita

b. mereka

c. aku

d. kalian

e. kami


Jawaban : c

4) Berikut ini yang termasuk jenis antonim adalah ….


a. Jenis I

b. Jenis X

c. Jenis V

d. Jenis IV

e. Jenis VI


Jawaban : a

5) Contoh colt yang berarti kendaraan adalah…..


lemari

TV

meja

mobil

ember


Jawaban : d

6) Kakak sedang memperbaiki genting yang bocor.

Kata genting dalam kalimat diatas memiliki hubungan …..


a. sinonim

b. antonim

c. homonim

d. hiponim

e. anonim


Jawaban : c

7) Berikut ini yang bukan contoh kata keterangan bentuk turunan adalah ….


a. sangat

b. diam-diam

c. alangkah

d. sebaiknya

e. habis-habisan


Jawaban : a

8) Contoh kamus umum adalah …..


a. Kamus liguistik

b. Kamus geografi

c. Kamus sosiologi

d. Kamus besar bahasa Indonesia

e. Kamus istilah ekonomi


Jawaban : d

9) Berikut kata sifat berdasarkan bentuk dasar, kecuali ….


adil

aman

damai

manis

terhormat


Jawaban : e

10) Makna konotasi sering disebut ….


a. Makna lugas

b. Makna subjektif

c. Makna objektif

d. Makna konseptual

e. Makna hiasan


Jawaban : b

11) Berdasarkan bentuknya, kata sifat terbagi menjadi …..


a. 1

b. 4

c. 6

d. 2

e. 5


Jawaban : d

12) Contoh kata ganti kepunyaan ….


a. ku

b. ini

c. mana

d. yang

e. itu


Jawaban : a

13) Berikut ini jenis-jenis kata penghubung adalah …..


a. petunjuk

b. kepunyaan

c. perlawanan

d. penanya

e. tertentu


Jawaban : c

14) Dibawah ini yang bukan gejala-gejala perubahan makna adalah ….


a. perluasan

b. peyorasi

c. penyempitan

d. asosiasi

e. struktural


Jawaban : e

15) Contoh dari Homograf adalah …..


a. seri

b. serasi

c. berbeda

d. cocok

e. baik


Jawaban : a

Essay!

1) Apa yang dimaksud dengan kata kerja partikel?

2) Apa perbedaan kata baku dan tidak baku?

3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan makna kata denotasi!

4) Sebutkan macam-macam gejala-gejala perubahan makna!

Jawaban :

1) Adalah bentuk kata kerja yang menuntut kehadiran jenis kata lain, yang dalam hal ini berupa partikel.

2) a. Kata baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisan sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang telah dibakukan.

b. Kata tidak baku adalah kata-kata yang pengucapan atau penulisannya menyimpang dari kaidah-kaidah yang ada

3) Adalah makna kata atau kelompok kata dalam alam wajar sesuai dengan konsep asal, apa adanya dan tidak mengandung makna tambahan.

4) a. Perluasan makna kata

b. Penyempitan makna kata

c. Amelioratif

d. Peyorasi

e. Sintesia

f. Asosiasi

Adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, binatang, atau benda.